Perjalanan Masih Panjang (Part 4)


Makan malam tadi sangat nikmat, Ibu memang hebat dalam memasak gudeg. Aku tidak tahu bumbu apa yang dimasukan oleh Ibu ke dalamnya, hingga aku bisa menghabiskan dua piring nasi memakannya. Sampai-sampai Ibu bilang akan membuatkannya lagi untuk di bawa olehku ke Jakarta.





Aku berbincang dengan Dira di teras, sambil menyesap kopi dan sebatang rokok. "Bagaimana kabarmu, Mas?" Tanyaku ke Dira. Dibandingkan dengan Daren, Dira lebih terbuka denganku. Tidak pernah kami selisih paham, kecuali masalah makanan. Aku dari kecil selalu marah kalau Dira yang menghabiskan jatah tiwul buatan Ibu.

"Ya, beginilah kau bisa melihat aku. Tidak ada yang berubah," jawabnya seraya mengepulkan asap rokok dari mulutnya.

"Jadi sudah siap untuk meminang Kak Mita?" Selorohku yang dibalas dengan cibiran darinya.

"Kamu masih kecil, tahu apa sih tentang menikah? Lagipula mana mau Mita kupinang dengan gaji masih pas-pasan begini, mau kukasih makan apa anak orang nanti. Dan juga aku masih gak tega kalau harus meninggalkan Bapak dan Ibu."

Mendengar penuturannya, aku jadi teringat lagi dengan apa yang Dira ucapkan tadi sore. "Mas, aku punya salah apa sih, sampai Daren benci sekali denganku?"

Dira mematikan puntung rokok, dan  menyesap kopi hitamnya yang tinggal setengah gelas. "Entahlah, apa dirinya masih menyalahkanmu karena kematian Rara?"

"Rara? ..." Tanyaku menggantung. 

"Tapi, mungkin saja bukan karena hal itu. Sudahlah, jangan terlalu dipikirkan. Aku ke dalam yah, mau istirahat. Besok harus kerja, khawatir kesiangan bangunnya." 

Aku mengangguk sekali, Dira meninggalkanku sendirian di teras ditemani rembulan yang bersinar terang.

Aku berusaha berpikir untuk mencari tahu tentang seseorang bernama Rara. "Siapa Rara? Namanya tidak asing kudengar, tapi aku kesulitan untuk mengingat tentangnya," gumamku sendiri. 

Tak lama, aku juga bergegas masuk ke dalam. Kepalaku terasa sangat sakit sekali, bila harus berpikir keras. Dulu sewaktu duduk di Sekolah Tingkat Atas, aku pernah mengalami kecelakaan yang membuat kepalaku terkena benturan, hingga harus dilarikan ke rumah sakit untuk dijahit bagian kepalaku. Luka itu masih berbekas hingga sekarang.

Ah, mungkin aku harus istirahat saja. Besok aku coba tanyakan ke Ibu perihal nama Rara. 



#30DWCJILID13
#30DWC
#SQUAD 7
#DAY 7


*kredit foto : google

Comments