Aku hanyalah seorang pekerja rendahan di sebuah perusahaan asing yang berfokus pada bidang konstruksi bagunan. Meski begitu pendapatan yang kudapatkan lumayan besar, aku bisa membiayai hidupku sendiri di kota metropolitan ini. Pun bisa menyisihkan beberapa lembar untuk mengirimkan ke emak di kampung.
"Boy, can you please help me with my stuff in my office right now?" Mr Ardian berbicara bahasa asing yang sulit kupahami dengan cepat, maklum aku hanya kurang pandai dengan bahasa ini, meski mencoba untuk mempelajarinya.
Aku menganggukan kepalaku, "Yes ... Yes, Sir," padahal mah, ngerti juga gak apa yang dia omongin. Mr. Ardian memperhatikanku dengan menyipitkan matanya, "Ah ya, aku lupa. Maafkan, aku lupa kamu tidak biasa bahasa inggris ya."
Aku hanya bisa menyengir saja, dengan perlahan dirinya menjelaskan lagi apa yang dikatakan dengan bahasa indonesia. Terdengar lucu bagiku, saat dirinya berbicara bahasa dengan logat inggrisnya yang masih kental.
"Malam nanti aku harus belajar bahasa inggris lagi," gumamku seraya mengekori Mr. Ardian ke ruangannya.
**
Berbekal kamus bahasa Indonesia-inggris yang ku pinjam dari Selly dan juga gawaiku yang sudah berisikan kuota data, setidaknya ini adalah langkah awalku untuk memulai memahami bahasanya Mr. Ardian.
Hampir setengah jam padahal kucoba mempelajari bahasa asing ini, tapi aku mulai goyah. Aku merasa tak mampu mempelajarinya, Selly bilang kalau mau lebih mudah belajarnya sambil mendengarkan lagu barat.
"Ya, kali ... kupingku saja terbiasa dengarin dangdut koplo," jawabku tadi siang saat Selly menyarankan ide itu. Yang diajak bicara malah ketawa ngakak.
Kuhembuskan nafas kasar dan melempar kamus kecil itu ke sisi kasur, meraih gawaiku. Dan memutar lagu favoritku sepanjang masa yang dinyanyikan oleh Didi Kempot, yang kemudian membawaku masuk ke alam mimpi.
***
#30DWCJILID13
#30DWC
#SQUAD7
#DAY20
#GOOGLETRANSLATE
Comments
Post a Comment