Tak Kasat Mata Part 1

Bagi Tigor, Yoana adalah gadis super aneh yang pernah dia lihat di sekolah. Tidak seperti gadis-gadis kebanyakan lainnya, yang sering berkelompok dan ceria. Tidak. Yoana lebih sering terlihat sendiri, atau tepatnya menyendiri. Bahkan terkadang berbicara sendiri. 

Bagi sebagian orang, Yoana adalah gadis yang mampu melihat, bahkan berbicara dengan makhluk tak kasat mata. Iya, Yoana gadis indigo. Tapi karena kemampuannya itu dia malah dianggap gadis aneh, jarang yang ingin berdekatan, ataupun menjadi teman sepermainannya di sekolah. Walaupun begitu, Yoana termasuk gadis dengan kemampuan prestasi yang mumpuni. Seringnya dia terpilih menjadi duta dalam perlombaan olimpiade sekolah.

Tigor adalah Kapten Basket yang ganteng dan keren, idola para gadis di sekolah, termasuk Yoana. Yoana memujanya. Setiap ada pertandingan basket, Yoana akan selalu menyempatkan diri menyaksikan bagaimana lincah dan gesitnya Tigor di lapangan, mendrible dan memasukkan bola ke keranjang. Tapi Yoana tahu diri, Tigor tidak akan menyukai gadis seperti dirinya. Jangankan menyukai, meliriknya pun tidak.

***

Suasana halaman belakang sekolah sangat sepi, mungkin karena terlalu banyak cerita angker yang terjadi di sana, jadi sangat jarang yang singgah. Kecuali Yoana, baginya halaman belakang adalah tempat ternyaman baginya. Yoana tidak sendiri, ada Suri penunggu pohon beringin, Manuel penunggu kamar mandi pria, Ucup, dan Noni. Merekalah yang selalu berbincang dan menemani Yoana.

Suri, perempuan yang selalu mengerai rambut panjangnya hingga menutupi wajah. Yoana pernah bilang ke Suri untuk merapihkan rambutnya kebelakang, tapi setelah tahu kalau wajah Suri tidak semanis Putri Marino, Yoana kembali membiarkan rambut Suri kembali tergerai kehdepan. Manuel lumayan ganteng, sayang dia hantu. Kalau dia manusia, Yoana pasti akan menyukainya. Manuel juga suka menampakan dirinya di lorong kelas pada malam hari sambil memegang kepalanya di tangan. Pak Karmen, penjaga sekolah yang sering melihatnya. Yoana sempat protes ke Manuel untuk tidak sering menampakan diri seperti itu ke Pak Karmen. Manuel mengelak protes Yoana. Karena dia senang melihat Pak Karmen yang latah setelah melihat penampakannya. 

Yang paling lama mendiami sekolah adalah Ucup dan Noni, sebenarnya yang memberi nama itu Yoana. Karena mereka tidak ingat lagi siapa mereka ketika hidup. Ucup adalah sosok anak kecil botak dengan rongga mata menghitam, sedangkan Noni bila dilihat dari baju yang sering dipakainya terlihat seperti gadis bangsawan pada masa zaman jajahan Belanda. Noni lebih ceria dibandingkan Suri, kalau saja Noni hidup di zaman sekarang, mungkin Chicco Jerikho akan meminangnya.

Seperti siang ini, Yoana sedang asik bercengkrama dengan Suri, Noni, Ucup, minus Manuel. Ucup bilang Manuel lagi sibuk ngeronda di kamar mandi pria. Karena ada yang berulah tidak menyiram bekas buang air besar dan itu terjadi hampir tiga hari belakangan ini, saat Manuel sedang tidur siang. Oleh karena itu hari ini Manuel sengaja stay di sana seharian, ingin mengetahui ulahnya siapa. Karena memang kamar mandi pria adalah tempat istirahat Manuel di siang hari, dan bau menyengat itu sangat menganggu tidurnya. Manuel tidak suka.

“Kemarin ada yang datang ke sini, pakaiannya hitam-hitam. Wajahnya tidak terlalu jelas terlihat karena tertutup tudung. Kamu tahu itu siapa, Cup?” Suri memulai pembicaraan, setelah hampir setengah jam mendengar curhatan Yoana tentang Tigor.

Ucup mengeleng, begitupun Noni. Hal ini membuat Yoana yang tadinya sibuk menatap layar ponselnya, menjadi tertarik. “Dia dari kaummu?” tanya Yoana memperjelas.

Suri mengangguk, Ucup dan Noni sepakat mengeleng. Yoana mendengus kesal. “Masa sesama kaum kalian gak kenal? Dia nyari siapa?” tanya Yoana lagi. Tapi melihat ekspresi Suri, Noni dan Ucup berulang lagi, Yoana kembali mendengus kesal dan bangkit dari tempat dia bersandar.

“Ya sudah kalau kalian gak tahu juga. Udah ah, jam istirahat hampir habis. Kita ketemu lagi nanti.” Yoana melambaikan tangannya kearah mereka. “Bye..bye… Oh iya, satu lagi. Besok jangan lupa ke kelasku pas pelajaran Fisika yah. Sesuai kesepakatan kita bersama.” Sambungnya lagi sebelum pergi meninggalkan halaman belakang, dengan senyum yang tidak dapat dijelaskan.

Iya, karena musuh bebuyutannya akan mengajar besok. Yulian, kakak tertua Yoana yang mengabdikan diri untuk mengajar fisika di sekolahnya. Beruntung tidak ada yang mengetahui kalau Yulian itu adalah kakak kandung Yoana, kalau ada yang tahu bisa runtuh langit bumi.

Yulian guru termuda di sekolahnya setelah Bu Dian, guru bahasa Inggris. Karena itu sosok Yulian terkadang ditunggu-tunggu oleh sebagian siswi. Postur tubuh yang sempurna dan tampang cool, membuat Yulian terlihat lebih pantas menjadi model Calvin Kein padahal ketimbang jadi guru.

*bersambung*

Comments