Botol Susu Arumi!

"Aku mau minum susu di botol!" teriakan Arumi membuat semua orang yang sedang berjalan harus berhenti menatapnya.

Mama Ariska hanya berdiri dan matanya menyapu segala arah pandangnya, menyisir dengan seksama dari kiri ke kanan ruang besar. Mencari sesuatu yang seharusnya tetap berada di dalam tas kecil milik Arumi.

Mama Ariska masih ingat benar bahwa botol susu kesayangan Arumi yang berkepala figur kartun kuda poni berada di sisi kantong samping tas kecil yang kini dalam genggamannya. Sedangkan Arumi merasa Mama Ariska tidak mendengarkan ketika dirinya meminta botol susunya.

Jadi berulang kali Arumi meneriakan satu kalimat yang sama, hingga akhirnya Mama Ariska sedikit berjongkok supaya dapat sejajar dengan tubuh Arumi yang kecil. "Mohon maaf, sepertinya 'Pinky Pie' menghilang. Mama tidak dapat menemukannya, dan juga tidak dapat menggantikannya dengan 'Pinky Pie' lainnya. Karena kita sedang tidak berada di rumah."

"Aku tunggu di sini, Mama boleh pulang mengambil 'Pinky Pie'ku lainnya di rumah."

Mama Ariska sebenarnya sudah merasa lelah, dirinya pun tahu Arumi juga merasakan hal yang sama. "Tidak bisa gadis kecil. Aku tidak dapat meninggalkanmu sendirian di dalam gedung ini, lagipula jarak dari gedung ini ke rumah sangatlah jauh."

"Aku mau minum susu di botol!"

Mama Ariska mencoba tersenyum meski sedikit merasa jengkel dengan sikap Arumi yang keras kepala. "Bagaimana jika kita berjalan mencari minuman lain selain susu di dalam botol 'Pinky Pie'?"

"Bukan susu?"

"Bukan."

"Aku hanya mau minum susu di botol!" ulang Arumi lagi. 

Arumi juga merasa jengkel, mengapa akhir-akhir ini semua orang dewasa tidak bisa mengerti apa yang sedang disampaikannya. Seperti semalam dilihatnya Papa sedang menangis sambil duduk di lantai. Ketika Arumi bertanya, Papa Alan hanya diam dan malah menangis seperti dirinya sewaktu telinga boneka kelincinya putus, karena Ali menariknya terlalu keras.

"Oke, kita akan mencari susu. Namun sayangnya dirimu harus puas dengan meminumnya tanpa botol."

Arumi mencoba mencerna apa yang dikatakan oleh Mama Ariska. "Minum tanpa botol?Apa itu artinya aku akan meminum langsung dari sapi? Tapi di ruangan ini aku tidak melihat ada satu sapi pun." gumam Arumi.

Tanpa  banyak bicara, Mama Ariska mengenggam tangan Arumi dan mengajaknya berjalan mengitari luar gedung. Ketika Mama Ariska berhenti mendadak, Arumi hampir menabrak pintu kaca di depannya.

"Aku tidak melihat ada sapi di dalam ruang itu."

Pernyataan Arumi membuat Mama Ariska mengalihkan pandangannya ke Arumi dengan raut kebingungan penuh tanda tanya, "Sapi?"

"Ya sapi. Tadi kata Mama, aku harus puas minum susu langsung. Tapi aku tidak melihat ada sapi di dalam sana."

Mama Ariska tertawa membiarkan tubuhnya bergetar setelah mendengar penjelasan dari anak perempuannya yang berusia lima setengah tahun. 

"Mama bukan sedang menyuruhmu meminum susu langsung dari sapi, melainkan mencari susu kemasan kotak."

"Bukan sapi? Tapi kemasan kotak?"

"Bukan sapi."

Arumi hanya mencerna jika akhirnya dia tidak minum susu langsung dari sapi. Pertanyaan lainnya kembali muncul. "Sejak kapan kotak dapat mengeluarkan susu? Apa kotak itu sejenis hewan seperti sapi yang juga mengeluarkan susu?"


***

Arumi sedang menyeruput susu ketiganya dalam kemasan kotak yang dibeli oleh Mamanya di dalam ruang luas dengan segala macam makanan dan minuman, terutama susu dan cokelat. Arumi merasa dirinya harus cepat besar seperti Mama, supaya dirinya bisa menggambil makanan dan minuman yang ada di dalam ruangan ini.

Sebelumnya Mama Ariska menjelaskan dengan sedetail-setailnya perihal dirinya sudah tidak pantas minum susu dari botol. Biasanya bila seperti ini keadaannya (keadaan di mana boto 'Pinky Pie' hilang, Papa akan pergi keluar rumah dan pulang membawa botol 'Pinky Pie' yang baru). Tapi Papa hari ini sedang tidak ingin diganggu, karena kata Mama 9(lagi) saat ini Papa sedang berduka.

"Arumi kan sudah besar, jadi botol susu 'Pinky Pie' sudah tidak berlaku lagi. Oke!" 

"Oke! Asalkan aku bisa minum susu rasa cokelat ini setiap hari."

Mama menarik garis bibirnya sehingga deretan gigi berwarna putihnya terlihat jelas, dan mengacak-acak poni rambut Arumi. Bagi Arumi berganti minum susu tanpa di botol membuatnya seperti iklan anak-anak yang sedang meminum susu dalam sebuah majalah yang sering dilihatnya.

"Aku sudah besar sekarang, jadi tidak lagi minum susu dalam botol 'Pinky Pie'." pekiknya dengan rasa bangga.

*tamat*


Comments