Pengalaman Pertama



Indonesia kembali menjadi tuan rumah untuk Perhelatan Pesta Olahraga (Asian Games 2018) yang ke-18. Perhelatan olahraga yang berlangsung dari tanggal 18 Agustus hingga 2 September 2018, di Jakarta dan Palembang. Sebelumnya Indonesia pernah menjadi tuan rumah untuk Asian Games ke-IV pada tahun 1962, di Jakarta.




Istimewanya bagi saya adalah dapat menjadi bagian dalam Perhelatan Pesta Olahraga Asia, sebagai Chaperone, yang berada di  bawah Medical and Doping Control.

Apa itu ChaperoneChaperone mempunyai arti mengawal atau mendampingi. Dalam pengertian medis, Chaperone mempunyai tugas untuk menotifikasi, mendampingi dan mengawasi atlet untuk diproses di Doping Control Station (DCS). Ada beberapa aturan bagi para petugas Chaperone, tidak boleh meminta foto bareng, tanda tangan, menerima atau memberikan hadiah. 

Terkesan tugasnya mudah ya? Ternyata tidak lho. Sepengalaman saya selama tiga hari bertugas di lapangan, tidak semua atlet mau diajak bekerja sama untuk di proses di DCS. Dan pula tidak semua atlet dapat lancar berbahasa Inggris, ini menjadi kendala utama ketika ingin menyampaikan maksud dan tujuan dari petugas ke atlet.

Ada banyak suka dukanya, semisal harus menotifikasi atlet yang terpilih untuk tes urine, ternyata si atlet baru saja kalah pertandingan. Hal ini perlu kesabaran bagi petugas Chaperone untuk dapat memahami perasaannya. “Ya kan sudah kalah, terus dites urine juga. Pasti tambah down." Jadi harus menunggu hingga si atlet moodnya kembali bagus dan siap untuk di proses di DCS.

Ada kalanya beberapa atlet yang sudah mengetahui tentang doping, meski kami belum menerangkan. Ini terlihat dari ekspresi mereka ketika membaca tulisan Doping Control di bagian belakang baju petugas Chaperone dan juga yang tertera di Accreditation Card petugas.

Hanya sebagian dari atlet yang dapat atau memahami bahasa Inggris dengan lancar, terkadang mereka selalu saja berbicara dengan bahasa negaranya sendiri. Di sini peran penerjemah atau siapa pun dari team official atlet yang dapat dan memahami bahasa Inggris dibutuhkan.

Penggalaman saya adalah ketika harus menotifikasi atlet yang kalah dalam pertandingan, dan butuh hampir satu jam untuk mengawal dan mengantarkannya ke DCS untuk proses. Juga ketika mendapatkan atlet yang menang dalam pertandingan, namun dalam kurun waktu hampir dua jam belum juga ingin buang air kecil. Padahal saya saja (petugasnya) yang mendampinginya dalam kurun waktu yang sama menahan diri pergi ke toilet untuk buang air kecil.

Pengalaman selama menotifikasi, para atlet baru akan bersedia diantar ke DCS setelah acara ceremoni, interview oleh media, dan juga sesi pemotretan, jika atlet yang terpilih menang dalam pertandingan dan mendapatkan gold metal.

Perasaan saya pastinya sangat senang, karena belum tentu dapat ikut kembali menjadi bagian dalam Perhelatan Pesta Olahraga Asia ini, meski harus pulang larut malam. (Bagian akhir ini terbaca saya sangat sedang curhat sekali)

Setiap pekerjaan yang kita lakukan pasti akan ada suka duka dan resiko di dalamnya. Asalkan kita menjalaninya dengan niat baik, semua akan dilancarkan. Aamiin. 

Semangat bertugas! 

Comments